|
|
||
|
Monday, December 15, 2008
KEMATIAN Mak Rusa dalam kemalangan ngeri itu tambah merapatkan keeratan keluarga Mak Harimau, Sang Belang dan Sang Merah. Kini Sang Harimau mengambil tempat Mak Rusa. Dia menyayangi Sang Merah serupa juga dia menyayangi Sang Belang. Kasihnya kepada dua anak itu tidak kurang dari dahulu. Ketiadaan Mak Rusa menjadikan kasihnya kepada Sang Belang dan Sang Merah makin bertambah. Rezeki di pinggir Sungai Gantang dan Hutan Pamah Kije tidak pernah berkurang. Mereka hidup dengan bebas dan mewah. Dari sehari ke sehari Sang Merah sudah mula dapat melupakan peristiwa sedih yang menimpanya. Dari sehari ke sehari juga kasihnya kepada Mak Harimau dan Sang Belang juga makin bertambah. Mereka akan sama-sama mencari makan. Mereka akan sama-sama berenang di sungai. Mereka akan sama-sama tidur di belukar. Kalau sudah jemu bermain di pinggir Sungai Gantang, mereka akan sama-sama naik ke bukit-bukit di Hutan Pamah Kije itu. Atau kadang-kala Sang Merah akan duduk sahaja di atas tebing melihat Mak harimau dan Sang Belang menangkap ikan di Sungai Gantang.Sang Merah akan meragut-ragut taruk-taruk muda yang enak di pohon-pohon rendah sepanjang pinggir Sungai Gantang itu. Suatu hari ketika Sang Merah sedang bermain-main dengan Sang Belang di tebing sungai itu, tiba-tiba sahaja Sang Merah teringat kepada ibunya. Air matanya mula menitis. Sang Belang menjadi hairan melihat Sang Merah berubah tiba-tiba itu. “Aku teringat kepada ibuku, Belang”, kata Sang Merah. “Bukankah ibuku ada dan dia serupa juga dengan ibumu”, kata Sang Belang. “Tapi aku masih juga teringat kepada ibuku”, kata Sang Merah lagi. Air matanya kian menitis. Sang Belang menjadi sayu apabila melihat Sang Merah begitu. Sejak dari hari itu hiduplah Sang Belang dan Sang Merah bagaikan dua beradik satu ayah satu ibu yang tidak boleh dipisahkan. Mereka sama-sama mencari makan. Kalau Sang Belang menangkap ikan di Sungai Gantang, Sang Merah akan duduk di atas tebing menunggunya. Kadang-kadang Sang Merah akan menolong Sang Belang mengepung tikus yang diburu oleh Sang Belang. Sang Merah juga selalu menemani Sang Belang mencari ikan di Sungai Gantang itu.Sang belang pula selalu menemankan Sang Merah mencari taruk-taruk muda yang banyak di pinggir Sungai Gantang itu juga. Kadang-kadang mereka akan pergi ke bukit lain untuk mencari buah-buah kayu yang jatuh atau luruh untuk dimakan oleh Sang Merah. Sang Belang pandai memanjat. Dia juga selalu memanjat mematahkan dengan gigi atau kukunya segala pucuk muda yang tidak sampai oleh Sang Merah. Pada malam hari pula mereka akan sama-sama tidur di bawah rimbunan belukar-belukar kecil di pinggir Sungai Gantang. Jika hujan lebat mereka akan pindah ke tempat-tempat yang terlindung dan selamat di kaki bukit. Di situ ada lubang-lubang yang besar kesan dari tanah runtuh. Di dalam lubang-lubang itulah mereka akan tidur. Di kawasan Hutan Pamah Kije itu mereka hidup bebas dengan binatang-binatang yang lain. Tidak ada ganggu mengganggu antara satu sama lain. Sang Belang dan Sang Merah bermain sehari semakin besar. Menjadikan mereka sebagaimana binatang-binatang lain juga. Tangkas berlari dan melompat. Pandai berenang. Sang Belang pula pandai memanjat. Mereka pantas menghambur. Sang Merah menjadi seekor rusa dara yang cantik. Badannya lesuh. Kulitnya merah. Berkilat-kilat. Bulu tengkuk Sang Merah semakin lebat. Hitam. Tubuhnya gempal. Tubuhnya gempal kerana banyak daun-daun yang dimakannya adalah taruk muda yang enak.Sang Belang juga membesar seperti Sang Merah. Namun demikian, Sang Belang agak kurus sedikit. Ini ialah kerana makanan Sang Belang agak sukar didapati. Dia terpaksa menangkap ikan di Sungai Gantang. Atau mencari tikus yang berkeliaran di mana-mana. Makanan Sang Merah ada di mana-mana dengan banyak dan enak. Sedangkan makanan Sang Belang sukar didapati. Bagaimanapun, Sang Merah selalu menolong Sang Belang mendapatkan makanannya. Mereka selalu memburu tikus di belukar-belukar sekitar Sungai Gantang dan mencari ikan di sungai itu. Walaupun makanan kedua-dua mereka tidak serupa tetapi keadaan itu tidak pernah merenggangkan kasih antara mereka berdua. Persahabatan mereka tetap erat. Erat sebagaimana waktu Mak Rusa dan Mak Harimau masih ada. Kasih itu tidak pernah luntur. Kini, Sang Belang dan Sang Merah menjadi seperti binatang lain juga bertanggungjawab mencari makan untuk diri sendiri. Kedua-duanya sentiasa tolong-menolong antara satu sama lain. Suara mereka bersua kini sering terdengar di kawasan Hutan Pamah Kije itu.Jika Sang Belang mengaum suaranya akan menggegarkan kawasan hutan itu. Akan menakutkan binatang-binatang lain. Jika Sang Merah berbunyi pula suaranya akan terdengar sampai di kejauhan berbukit-bukit. Suaranya yang nyaring itu akan berbunyi menandakan kedamaian kawasan Hutan Pamah Kije itu. Binatang-binatang lain tahu bila Sang Merah berbunyi ertinya memberitahu tidak ada kecelakaan yang berlaku. Sang Merah selalu berbunyi dengan suara yang nyaring jika musim buah kayu telah masak. Dan suaranya amat dikenali oleh kera dan beruk yang ada di hutan itu. Kera-kera itu akan datang ke pinggir Sungai Gantang untuk makan buah-buah yang masak itu. Segala jenis burung juga akan datang ke pinggir Sungai Gantang. Mereka datang ada yang berkawan. Ada yang datang bersendirian. Apabila tiba musim buah begitu pinggir Sungai Gantang menjadi tempat tumpuan segala binatang yang lain juga. Begitulah biasanya pada setiap musim. Semua binatang itu bagaikan tahu pula bahawa kawasan tersebut adalah tempat kediaman Sang Belang dan Sang Merah. Binatang-binatang lain juga termasuk burung-burung menganggapkan persahabatan erat dua ekor binatang itu adalah amat ganjil.
7:55 PM
|
||